Menu

Jumat, 25 Februari 2011

Pembangkit Listrik Tenaga Hidro

1.         Prinsip Kerja
Aliran air sungai yang besar dengan kemiringan lereng yang dimilikinya dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik. Besarnya energi listrik yang dihasilkan sangat ditentukan oleh besarnya potensi hidrolik dan kemiringan yang dimiliki oleh sungai tersebut. Klasifikasi pembangkit yang memanfaatkan energi air/hidro dapat dibedakan berdasarkan kapasitas daya yang dibangkitkan  sesuai dengan tabel 1.1  berikut :
Tabel 1.1 Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Air/Hidro
No
Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Hidro
Kapasitas Daya
(kW)
1
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
> 5000
2
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM),
100  – 5000
3
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
10 - 100
4
Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro (PLTPH).
<10

Potensi tenaga air/hidro di proses menjadi tenaga listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Hidro. Mula-mula potensi tenaga air dikonversikan menjadi tenaga mekanik dalam turbin air. Kemudian turbin air tersebut memutar generator yang membangkitkan listrik.
Turbin air sebagai alat pengubah energi potensial air menjadi energi torsi / putar dapat dimanfaatkan sebagai penggerak generator, pompa dan peralatan lain. Untuk daerah / lokasi yang mempunyai sumber energi air akan sangat menguntungkan apabila memanfaatkan teknologi turbin air.
          Gambar 1.1 menggambarkan secara skematis bagaimana potensi air yaitu sejumlah air yang terletak pada ketinggian tertentu diubah menjadi tenaga mekanik dalam turbin air

Gambar 1.1 Skema Pemanfaatan Energi Air
 
2.         Konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Hidro
Potensi tenaga air didapat pada sungai yang mengalir di daerah pegunungan. Untuk dapat memanfaatkan potensi tenaga air dari sungai ini, maka kita perlu membendung sungai tersebut dan airnya disalurkan ke bangunan air PLTA seperti gambar yang ditunjukkan oleh gambar 1.2
 

 Gambar 1.2 Proses Konversi Energi pada PLTA


Gambar 1.3 Instalasi Tenaga Air PLTA bila dilihat dari Atas

PLTA dapat dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan konstruksi/ cara membendung air,
            a. PLTA run off river
            b. PLTA dengan kolam tando (reservoir)

Prinsip PLTA run off river adalah air sungai dialihkan dengan menggunakan dam yang dibangun memotong aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan ke bangunan air PLTA sebagimana gambar 1.4.
            Pada PLTA dengan kolam tando (reservoir), aliran air sungai dibendung dengan bendungan besar agar terjadi penimbunan air sehingga terjadi kolam tando. Selanjutnya air dari kolam tando dialirkan ke bangunan air PLTA sebagaimana gambar 1.5. 
Adanya penimbunan air terlebih dahulu dalam kolam tando sehingga sewaktu musim hujan, di mana besar debit air sungai melebihi kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA, air dapat ditampung dalam kolam tando. Pada musim kemarau, di mana debit air sungai lebih kecil daripada kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA, selisih kekurangan air ini dapat diatasi dengan mengambil air dari timbunan air yang ada dalam kolam tando. Inilah keuntungan penggunaan kolam tando pada PLTA. Hal ini tidak dapat dilakukan pada PLTA run off river.
Daya yang dapat dibangkitkan pada PLTA run off river tergantung pada debit air sungai. Tetapi PLTA run off river biaya pembangunannya lebih murah daripada PLTA dengan kolam tando (reservoir) karena kolam tando memerlukan bendungan yang besar dan juga memerlukan daerah genangan yang luas. 

 
Gambar 1.4 Prinsip Kerja PLTA run off river
 
 
 Gambar 1.5 Potongan Memanjang Pipa Pesat dengan Kolam Tando

3 komentar: