Bentuk perkembangan sebuah kota dapat ditinjau
dari 5 aspek utama yaitu :
1) Teori Struktur Internal Kota
2) Proses Perembetan Fisik Kota
3) Pola Bentuk Kota
4) Keruangan Morfologi Kota
5) Alternatif Bentuk Kota
Ditinjau dari Struktur Internal Kota, pada awalnya
Kota Manokwari merupakan kota yang
tergolong dalam bentuk pola konsentrik (terpusat) yang terletak pada
Kelurahan Manokwari Timur hal ditandai
dengan pemusatan aktivitas pada wilayah pelabuhan dan sekitarnya, kawasan
pemukiman pada wilayah pelabuhan ini
kemudian beralih fungsi akibat dari adanya kebutuhan lahan yang lebih dari
sektor perdagangan dan jasa yang menuntut adanya aksebilitas yang lebih dekat
dengan kawasan pelabuhan yang merupakan pintu bagi jalur perekonomian . Sesuai dengan teori
invasi dan suksesi yang berlaku pada bentuk kota konsentrik bahwa “proses
persaingan siapa yang kuat akan mengalahkan yang lemah dan mendominasi ruangan”
berlaku pada wilayah ini, kekuatan modal digunakan pihak pengusaha yaitu kaum
pendatang untuk menguasai lahan sekitar pelabuhan membentuk kawasan perdagangan
barang dan jasa yang kini dikenal sebagagai kawasan pertokoan di Kota
Manokwari.
Akibat dari tersingkirnya kawasan pemukiman
pada areal sekitar pelabuhan mengakibatkan terjadinya ekspasi pada zona lainnya
dari penduduk pribumi kewilayah yang dianggap lemah yang kemudian proses ini terjadi
secara berkelanjutan. Dalam konteks
perkembangan Kota Manokwari, terjadi perpidahan
masyarakat pribumi pada bagian timur dan barat kota dan sebagian kecil pada
bagian timur kota.
Bentuk morfologi berupa pedataran sempit yang
dibatasi pada sisi selatan berupa daerah pantai (Teluk Cendrawasih) dan bagian
utara berupa Gunung Meja mengakibatkan perkembangan
kota relatif mengarah pada bagian timur dan barat kota.
Seiring dengan perkembangan kota yang ditandai
dengan bertambahnya jumlah penduduk, kegiatan dipusat kota yang berkembang, tuntutan
kebutuhan hidup, proses invasi dan suksesi mengakibatkan kebutuhan akan lahan semakin
banyak pula. Orientasi perkembagan Kota Manokwari kemudian merembet mengikuti
teori perembetan memanjang yang
ditandai dengan perembetan tidak merata pada sisi luar kota utama,
perembetan
terjadi pada jalur transportasi dengan dominasi kearah utara dan
sebagian kecil
kearah selatan. Perluasan areal perkotaan Pada Kelurahan Manokwari Timur
kemudian merambat pada kelurahan Sanggeng, Kelurahan Wosi, Kelurahan
Manokwari Barat,
Kelurahan Amban dan Kelurahan Adarmi,
perluas hal ini disebabkan karena bentuk morfologi kota manokwari yang
memiliki
daerah pedataran yang lebih luas pada sisi utara mengitari teluk
cendrawasih sedangkan pada sisi timur dibatasi oleh Gunung Meja dan
p sisi barat dibatasi oleh teluk cendrawasih.
Gambar 1. Perkembangan Kota Manokwari Pada
Masa Awal. Zona 1 merupakan Kawasan Pelabuhan, Zona 2 merupakan areal
perdagangan barang dan jasa, Zona 3 merupakan kawasan perumahan para pekerja
dan zona 4 adalah zona pemukiman yang lebih baik.
Pola bentuk Kota Manokwari tergolong dalam Over
boundary city yang ditandai dengan tidak adanya masalah antara pemerintah
kota dan pemerintah daerah, wilayah administrasi kota meliputi wilayah daerah
pedesaan dan sekitarnya, dengan fokus utama pertimbangan pada perubahan lahan
pertanian yang produktif menjadi wilayah
nonproduktif ditinjau dari sektor pertanian menjadi wilayah perkantoran,
perumahan, perdagangan dan industri, dan prioritas pembangunan pada wilayah
konservasi sumber daya alam berupa; sumber air, wilayah hijau, sungai dan
pantai.
Gambar 2. Perkembangan Kota Manokwari yang mengikuti jalan Arteri yang
dikontrol oleh bentuk topografi lahan. Lingkaran berwarna ungu merupakan pusat
kota awal dan poligon berwarna biru merupakan orientasi perembetan kota.
Pusat
Kota Manokwari yang terkonsentrasi pada 6
kelurahan yaitu Kelurahan Manokwari Timur, Kelurahan Manokwari Barat,
Kelurahan
Adarmi, Kelurahan Amban, Kelurahan Sanggeng, dan Kelurahan Wosi, masih
memiliki lahan cadangan pada 4 kelurahan lainnya yang merupakan
kelurahan
perbatasan yang masih memiliki lahan yang cukup luas yaitu Kelurahan
Sowi dan
Kelurahan Andai yag terletak pada sisi selatan kota dan Kelurahan Pasir
Putih
dan Kelurahan Aipiri yang terletak pada sisi timur kota.
Prioritas terhadap fungsi lahan menjadi salah satu prioritas
yang benar-benar diperhatikan pemerintah kota hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya hutan kota yang terletak pada Kelurahan Adarmi berupa hutan lindung yang
diberi nama Hutan Gunung Meja (Gambar 3).
Ditinjau dari aspek keruangan morfologi kota , Kota Manokwari tergolong
dalam bentuk pita yang dicirikan dengan dimensi panjang lebih besar dari pada dimensi lebar, peranan
jalur transportasi dalam perkembangan
areal kekotaan yang menyebabkan pekembanga kota yang jauh dari jalan lambat.
Pada beberapa kelurahan sangat nampak pada areal yang jauh dari jalur jalan raya hanya berupa lahan kosong dan sangat kontradiktif dengan lokasi yang terletak sekitar jalan raya, nampak akumulasi pemukiman yang terkonsentrasi sepanjang jalan raya (Gambar 4).
Gambar
3. Hutan Kota (Gunung Meja) yang terletak pada bagian timur Kota Manokwari
menjadi salah satu prioritas pembangunan yang memerhatikan aspek lingkungan
Gambar 4. Arah pengembangan kota yang lambat
pada sisi yang jauh dari jalan raya pada Kelurahan Manokwari Barat, salah satu
ciri dari pola betuk Over boundary city.
Dengan melihat karakteristik Kota Manokwari
dari keempat bentuk perkembangan kot a
yang telah diuraikan sebelumnya maka Kota Manokwari dapat dikembangkan dengan
alternatif bentuk kota Linear barmanik. Dengan tata cara perlakuan; membentuk
untaian bermanik, terbatas pada jalur utama dengan perkembangan linear,
beberapa pusat kekotaan yang lebih kecil disamping kekotaan utama dengan
pertimbangan dapat tumbuh apabila tidak ada kendala dan Industri atau bangunan
komersil berada pada belakang perumahan .
Pola alternatif bentuk kota ini juga didukung oleh adanya pusat kosentrasi penduduk yang disebabkan karena adanya akumulasi penduduk dengan jumlah besar akibat dari adanya pembangunan pusat perekonomian baru yaitu Pasar Setral Sanggeng (Kelurahan Sanggemg), Pasar Sentral Wosi(Kelurahan Wosi) dan Kampus UNIPA (Kelurahan Amban) (Gambar 5.).
Gambar 5 Alternatif bentuk Kota Manokwari menjadi Kota Linear Bermanik
yang disebabkan karena adanya konsentrasi penduduk pada daerah tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar