Menu

Kamis, 28 Juni 2012

BENTUK PERKEMBANGAN KOTA MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT

Bentuk perkembangan sebuah kota dapat ditinjau dari 5 aspek utama yaitu :
1)      Teori Struktur Internal Kota
2)      Proses Perembetan Fisik Kota
3)      Pola Bentuk Kota
4)      Keruangan Morfologi Kota
5)      Alternatif  Bentuk Kota

Ditinjau dari Struktur Internal Kota, pada awalnya Kota Manokwari merupakan kota  yang tergolong dalam bentuk pola konsentrik (terpusat) yang terletak pada Kelurahan Manokwari Timur hal ditandai dengan pemusatan aktivitas pada wilayah pelabuhan dan sekitarnya, kawasan pemukiman pada wilayah pelabuhan  ini kemudian beralih fungsi akibat dari adanya kebutuhan lahan yang lebih dari sektor perdagangan dan jasa yang menuntut adanya aksebilitas yang lebih dekat dengan kawasan pelabuhan yang merupakan pintu  bagi jalur perekonomian . Sesuai dengan teori invasi dan suksesi yang berlaku pada bentuk kota konsentrik bahwa “proses persaingan siapa yang kuat akan mengalahkan yang lemah dan mendominasi ruangan” berlaku pada wilayah ini, kekuatan modal digunakan pihak pengusaha yaitu kaum pendatang untuk menguasai lahan sekitar pelabuhan membentuk kawasan perdagangan barang dan jasa yang kini dikenal sebagagai kawasan pertokoan di Kota Manokwari. 

Akibat dari tersingkirnya kawasan pemukiman pada areal sekitar pelabuhan mengakibatkan terjadinya ekspasi pada zona lainnya dari penduduk pribumi kewilayah yang dianggap lemah yang kemudian proses ini terjadi  secara berkelanjutan. Dalam konteks perkembangan Kota Manokwari,  terjadi perpidahan masyarakat pribumi pada bagian timur dan barat kota dan sebagian kecil pada bagian timur  kota.

Bentuk morfologi berupa pedataran sempit yang dibatasi pada sisi selatan berupa daerah pantai (Teluk Cendrawasih) dan bagian utara berupa Gunung Meja  mengakibatkan perkembangan kota relatif mengarah pada bagian timur dan barat kota. 

Seiring dengan perkembangan kota yang ditandai dengan bertambahnya jumlah penduduk, kegiatan dipusat kota yang berkembang, tuntutan kebutuhan hidup, proses invasi dan suksesi  mengakibatkan kebutuhan akan lahan semakin banyak pula. Orientasi perkembagan Kota Manokwari kemudian merembet mengikuti teori perembetan memanjang  yang ditandai dengan perembetan tidak merata pada sisi luar kota utama, perembetan terjadi pada jalur transportasi dengan dominasi kearah utara dan sebagian kecil kearah selatan. Perluasan areal perkotaan Pada Kelurahan Manokwari Timur kemudian merambat pada kelurahan Sanggeng, Kelurahan Wosi, Kelurahan Manokwari Barat, Kelurahan Amban  dan Kelurahan Adarmi, perluas hal ini disebabkan karena bentuk morfologi kota manokwari yang memiliki daerah pedataran yang lebih luas pada sisi  utara mengitari teluk cendrawasih sedangkan  pada sisi timur dibatasi oleh Gunung Meja dan p sisi barat dibatasi oleh teluk cendrawasih.


 
Gambar 1. Perkembangan Kota Manokwari Pada Masa Awal. Zona 1 merupakan Kawasan Pelabuhan, Zona 2 merupakan areal perdagangan barang dan jasa, Zona 3 merupakan kawasan perumahan para pekerja dan zona 4 adalah zona pemukiman yang lebih baik.

 Pola bentuk Kota Manokwari tergolong dalam Over boundary city yang ditandai dengan tidak adanya masalah antara pemerintah kota dan pemerintah daerah, wilayah administrasi kota meliputi wilayah daerah pedesaan dan sekitarnya, dengan fokus utama pertimbangan pada perubahan lahan pertanian yang  produktif menjadi wilayah nonproduktif ditinjau dari sektor pertanian menjadi wilayah perkantoran, perumahan, perdagangan dan industri, dan prioritas pembangunan pada wilayah konservasi sumber daya alam berupa; sumber air, wilayah hijau, sungai dan pantai.



 
Gambar 2. Perkembangan Kota Manokwari yang mengikuti jalan Arteri yang dikontrol oleh bentuk topografi lahan. Lingkaran berwarna ungu merupakan pusat kota awal dan poligon berwarna biru merupakan orientasi perembetan kota.

 Pusat Kota Manokwari yang terkonsentrasi pada 6 kelurahan yaitu Kelurahan Manokwari Timur, Kelurahan Manokwari Barat, Kelurahan Adarmi, Kelurahan Amban, Kelurahan Sanggeng, dan Kelurahan  Wosi, masih memiliki lahan cadangan pada 4  kelurahan lainnya yang merupakan kelurahan perbatasan yang masih memiliki lahan yang cukup luas yaitu Kelurahan Sowi dan Kelurahan Andai yag terletak pada sisi selatan kota dan Kelurahan Pasir Putih dan Kelurahan Aipiri yang terletak pada sisi timur kota.
Prioritas terhadap  fungsi lahan menjadi salah satu prioritas yang benar-benar diperhatikan pemerintah kota hal ini dapat dibuktikan dengan adanya hutan kota yang terletak pada Kelurahan Adarmi berupa hutan lindung yang diberi nama Hutan Gunung Meja (Gambar 3).
Ditinjau dari aspek keruangan  morfologi kota , Kota Manokwari tergolong dalam bentuk pita yang dicirikan dengan dimensi panjang  lebih besar dari pada dimensi lebar, peranan jalur transportasi  dalam perkembangan areal kekotaan yang menyebabkan pekembanga kota yang jauh dari jalan lambat.


Pada beberapa kelurahan sangat nampak pada areal yang jauh dari jalur jalan raya hanya berupa lahan kosong dan sangat kontradiktif dengan lokasi yang terletak sekitar jalan raya, nampak akumulasi pemukiman yang terkonsentrasi sepanjang jalan raya (Gambar 4).




Gambar 3. Hutan Kota (Gunung Meja) yang terletak pada bagian timur Kota Manokwari menjadi salah satu prioritas pembangunan yang memerhatikan aspek lingkungan




Gambar 4. Arah pengembangan kota yang lambat pada sisi yang jauh dari jalan raya pada Kelurahan Manokwari Barat, salah satu ciri dari pola betuk Over boundary city.

Dengan melihat karakteristik Kota Manokwari dari keempat  bentuk perkembangan kot a yang telah diuraikan sebelumnya maka Kota Manokwari dapat dikembangkan dengan alternatif bentuk kota Linear barmanik. Dengan tata cara perlakuan; membentuk untaian bermanik, terbatas pada jalur utama dengan perkembangan linear, beberapa pusat kekotaan yang lebih kecil disamping kekotaan utama dengan pertimbangan dapat tumbuh apabila tidak ada kendala dan Industri atau bangunan komersil berada pada belakang perumahan .


Pola alternatif bentuk kota ini juga didukung oleh adanya pusat kosentrasi penduduk yang disebabkan karena adanya akumulasi penduduk dengan jumlah besar  akibat dari adanya pembangunan pusat perekonomian baru yaitu Pasar Setral Sanggeng (Kelurahan Sanggemg), Pasar Sentral Wosi(Kelurahan Wosi) dan Kampus UNIPA (Kelurahan Amban) (Gambar 5.).






Gambar 5 Alternatif bentuk Kota Manokwari menjadi Kota Linear Bermanik yang disebabkan karena adanya konsentrasi penduduk pada daerah tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar